VIVABOLA – Jelang bergulirnya Piala Dunia 2022 yang tinggal beberapa bulan lagi, posisi Gareth Southgate sebagai pelatih timnas Inggris mulai terguncang. Hal ini lantaran desakan dari para pendukung The Three lions yang menginginkannya untuk mundur dari kursi kepelatihan.
Kondisi ini menyusul hasil buruk yang dialami oleh Harry Kane dan kawan-kawan dalam ajang UEFA Nations League. Dalam ajang ini, Timnas Inggris gagal memenangkan satu pertandingan pun dimana dalam empat pertandingan mereka hanya berhasil mendapatkan dua hasil imbang dan dua kekalahan.
Buruknya lagi mereka menderita kekalahan telak dari Hungaria yang posisinya jauh dibawahnya dengan skor 4-0. Terlebih pertandingan tersebut dilakukan di kandang mereka. Tentu dengan hasil memalukan ini menunjukkan jika ada yang tidak beres di tubuh Timnas Inggris.
Pendukung Timnas Inggris Meminta Southgate Mundur
Menyusul hasil buruk yang dialami anak asuhnya, Para pendukung Timnas Inggris mendesak FA selaku Federasi Sepakbola Inggris untuk memecat Southgate. Beberapa penggemar menyuarakan ketidaksenangan terhadap mantan pemain Middlesbrough ini dengan gerakan “Southgate Out”.
Akibat gerakan tersebut, kursi kepelatihan yang didudukinya saat ini kian terancam. Meskipun demikian sepertinya FA masih percaya dan mendukung Southgate untuk menahkodai Timnas Inggris di Piala Dunia 2022.
FA Memastikan Posisi Southgate Tetap Aman
Di tengah desakan dari para pendukung Timnas Inggris yang ingin Southgate didepak dari kursi kepelatihan, Debbie Hewwit selaku Petinggi FA telah mengkonfirmasi jika Southgate tidak akan dipecat.
Menurutnya, Southgate merupakan pelatih Inggris paling sukses dalam 55 tahun terakhir. Mantan pelatih Inggris U-21 ini berhasil mengantarkan timnya mencapai semi final Piala Dunia 2018 serta menjadi finalis Piala Eropa 2020.
Terlepas dari hasil buruk yang dialami timnas Inggris belakangan ini, FA memastikan jika Southgate akan bertanggung jawab terkait kondisi timnya saat ini. Mereka yakin jika Southgate akan menjawab kepercayaannya di Qatar.
Gareth Southgate bukanlah sosok baru di skuad Timnas Inggris. Dirinya sudah dipercaya untuk menangani pasukan The Three Lions sejak 2016. Meskipun hingga saat ini dirinya belum berhasil mempersembahkan tropi untuk dibawa ke tanah Britania, namun dirinya berhasil membawa Inggris mampu bersaing dengan negara-negara kuat lainnya.
Inggris Harus Segera Berbenah
Sebelum memulai pertandingan Perdana mereka di Piala Dunia menghadapi Iran pada 21 November mendatang, mulai saat ini Inggris harus sudah berbenah. Dalam kurang dari lima bulan ini, Gareth Southgate harus sudah mempersiapkan pasukan yang lebih baik dari sebelumnya melalui ide-ide yang dimilikinya.
Apabila mereka berhasil bangkit sebelum gelaran Piala Dunia dimulai, bukan tidak mungkin pasukan Three lions akan berhasil mengungguli Iran, Amerika Serikat dan Wales dalam fase grup. Dengan demikian peluang untuk bisa lolos ke fase gugur menjadi lebih besar.
Perjalanan Inggris Menuju Qatar
Terlepas dari hasil buruk yang dialaminya pada UEFA Nations League, Timnas Inggris justru tampil perkasa pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Dimana dalam sepuluh pertandingan yang dijalaninya, mereka tidak mengalami kekalahan sekalipun.
The Three Lions berhasil mengamankan satu tiket ke Qatar dengan memenangkan delapan kali kemenangan serta dua kali hasil imbang pada babak kualifikasi. Hasil imbang tersebut didapatkannya kala berhadapan dengan Polandia dan Hungaria.
Adapun kemenangan besar didapatkan anak asuh Gareth Southgate kala menghadapi San Marino pada 15 November 2021. Pada pertandingan tersebut, Harry Kane dan kawan-kawan berhasil menang atas lawannya dengan skor 10-0.
Dalam perjalanannya di gelaran akbar empat tahunan ini, Timnas Inggris pernah mencatatkan sejarah sebagai juara Piala Dunia 1966. Sebagai tuan rumah, tim yang diisi oleh Bobby Charlton dan kawan-kawan berhasil menumbangkan tim kuat Jerman Barat dengan skor 4-2 pada babak final.
Meta Deskripsi: FA memastikan posisi Gareth Southgate sebagai pelatih Timnas inggris tetap aman. kondisi ini terkait hasil buruk dari Timnas Inggris dalam beberapa bulan terakhir serta desakan dari pendukung yang menginginkannya untuk mundur.
